Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 7


Backsound yang dianjurkan : “In The Wee Small Hours” –versi Carly Simon (ost Sleepless In Seattle) atau Chris Botti, atau nggak Sinatra juga boleh

Oh Iya, Setelah itu, Saya bangun pas magrib dibangunkan suara khas adzan mang Enuh, sang muadzin di lingkungan rumah Saya.

Balas SMS, “kirain aku tadi kamu ketiduran, makanya aku tidur juga hehehe, yauds ntar aku add yah”. Entah karena pengaruh bangun tidur atau kesenengan, Saya bales pake kata “Aku”. “Aku –Kamu”. geli

Tidak begitu lama, “hahh? Kamu ada ada wae..iya iya..shalat Ashar gak barusan?
“ini mau dijama’ sama Magrib”, Saya asal. nunggu diazab

=============================================================

Hari –hari berikutnya diisi dengan canda, tawa, tebak-tebakan, curcol, dan pengakuan dosa dari keduanya. Sayangnya virtual. Kang Kemod tukang pulsa depan rumah kena imbasnya, hampir dua hari sekali pulsanya saya beli. Saya jadi ada di puncak daftar pembelian pulsa terbesar “Kemod CELL”. Apalagi saat itu, Saya pakai 2 HP, GSM dan satu lagi esyiah. Imbas paling kentara adalah Saya mesti downgrade rokok 234 Saya ke Dja*rum Coklat.

YM (Yahoo Messengger bukan Yusuf Mansyur) juga jadi teman karib, mendadak logo “YM” si bulat kuning terlihat unyu-unyu sekali. Padahal, hari hari sebelum kenal Eya logo tersebut terlihat kayak tahu bulat. Biasanya YM-an pada jam jam sehabis Isya. Menceritakan bagaimana hari-hari kita dilewati, bertukar link lagu atau film, mengenal lebih jauh masing-masing, atau sesekali curcol. modus-memodus

Dan itulah esensi sebuah hubungan manusia, saling memberi pengaruh, mencari kecocokan, dan seleksi alam apakah hari selanjutnya manusia tersebut layak ada di hidup kita. Tidak hanya dalam urusan dua insan beda kelamin; pertemanan atau bisnis. Pada akhirnya kita berteman, berbisnis, dan berhubungan dengan siapa pun, dengan orang yang kita nilai memiliki kecocokan, kesamaan, dan rasa nyaman. sreg #ngomongOpoThoLe

Si Esyiahidayah juga berjasa dalam tumbuh kembang hubungan Saya dan Eya. Dibalik sinyalnya yang “kadang-kadang nggak ada logika”, tak terhitung berapa pasangan yang jadian bahkan menikah berkat jasa si Esyiahidayah. Pada zaman itu, hampir mustahil hubungan LDR bisa survive tanpa ada campur tangan Esyiahidayah. Lewatnya saya bisa mendengar tawa-renyah-Indom*ie-mentah-nya, walau gigi seri nya tidak bisa kelihatan (gigi taring dan geraham juga).

==================================================================

Detik-detik terasa berharga, hari hari menjadi lebih dinamis. Berbeda. Berikut beberapa perbedaan setelah dan sebelum kehadiran Mahera Mustaqimah :

Jam 9 pagi, bangun-cek HP, laptop-bales kalo ada. Biasanya, bangun-cek jam dan HP-sms nitip absen-tidur lagi

Jam 10 pagi, mandi- SMS yang bersangkutan “lagi apa?”. Biasanya, sama sih Cuma yang di SMS Si Eng “bagi bikips baru euy!”

Jam 12 siang, makan-solat-wirid. Biasanya, makan-solat-salam-langsung nyari sandal baru.

Jam 7 malam. Pulang-YMan-Telponan. Biasanya, pulang-latihan balet-Nobar Sinetron bersama keluarga.

Jam 2 atau 3 malam, tidur dalam keadaan tenang. Biasanya, guling guling-susah tidur-buang lendir-baru bisa tidur.

Saat beresyiahidayah-ria, Eya selalu menjadi orang yang pertama menutup. Maklum cewe, jam 11 -12 dosky sudah tidur.

Dan jam –jam setelahnya, sembari kantuk menyambangi, kadang Saya berkontemplasi, sekedar merenungi hebatnya beberapa hari ini. Bagaimana “simple” nya Tuhan mempertemukan orang,,, lewat hujan di akhir desember.

Jam 1 atau 2, ketika beberapa kilometer ke timur dari kamar Saya, di kamarnya Eya tidur; di tengah dinginnya udara Cigadung, rasa rindu teramat tidak sopan, muncul di dada padahal beberapa waktu lalu Saya baru mendengarnya. Tetap saja Kita tidak saling tatap dahi masing-masing sejak di Warkop itu. Ketika si YM bulat unyu terlelap, Esyiahidayah makan listrik (charge), si GSM dengan tenaga yang tersisa diberdayakan olah Saya.

“matahari pun harus turun disela-sela magrib, bahkan Zidane lelah bermain bola..bagaimana mungkin rasa rindu yang terus bertambah harus ditahan, tanpa ada kepastian kapan bertemu?”

Mungkin dibawah pengaruh kantuk atau memang rasa di jiwa yang intervensi, Saya SMS asal aja, sulit dimengerti, tapi dosky bakal ngerti Saya pikir. SMS dikirim. Si GSM lunglai, Saya juga. Lampu dimatikan. Volume speaker sedikit dikecilkan

Sayup-sayup suara Sting terdengar lebih merdu dari biasa.

“…..In the wee small hours of the morning, that’s the time, you miss her most..of all…”

Tepat sekali om Sting, saat jarum besar jam menunjukan angka –angka kecil seperti dua dan tiga. Itulah waktu paling krusial untuk merindukan seseorang. Seperti saya kali ini.

15 menit kemudian

“ngggkhhhhhookkkk……nghhhhoookkkkk…..”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 4

Koyo cabe Ukuran A4 - Part 10

Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 19