Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 23


Backsound : Stone Temple Pilots – Big Empty

Piala dunia sepakbola tahun 1974 menurut hemat Saya adalah salah satu piala dunia terbaik yang pernah ada. Belanda yang dari babak penyisihan begitu atraktif dengan total voetball –nya, bertemu dengan Jerman Barat Sang tuan rumah di babak final. Belanda begitu hebat menggasak lawan-lawanya dikomandoi oleh sang kapten Johan Cruyff yang begitu jenius. Jerman dengan kapten Franz Beckenbauer, sang Libero jempolan. Jerman pada akhirnya memenangi babak final dengan skor 2-1.

Piala dunia 1974 bicara juga soal rivalitas Beckenbauer dan Cruyff. Keduanya sering berhadapan langsung, Beckenbauer yang libero dan Cruyff yang gelandang serang. Berbeda dengan Messi-Ronaldo yang keduanya pemain depan. Beckenbauer dan Cruyff juga sukses sebagai pelatih. Beckenbauer mengantarkan Jerman juara tahun 1990, Johan Cruyff sukses dengan Barcelona-nya.

Bila dan Eya ibarat Beckenbauer dan Cruyff, tidak bisa dibandingkan. Keduanya punya kekhasan masing-masing.

Setelah acara naik Cikuray, kedekatan kami secara emosional semakin dekat. Baik Saya dengan Eya, dengan Bila, begitupun Eya dan Bila. Eya mulai sering pergi main bersama Bila. Mengisi waktu libur kuliahnya bersama-sama. Memang benar, jika ingin mendekatkan hubungan antar manusia, maka libatkan manusia tersebut dalam aktifitas alam bebas bersama. Saya pun sering pergi berbarengan dua wanita ini sekaligus.

Awal bulan Februari, Bila kembali ke Jogja. Saya mengantarkannya ke Stasiun bersama Eya dan Eng. Saya membantunya membawa koper dan masih terngiang kata-katanya, “Aku bakal sering nelpon kamu , Bey, kamu angkat yah jangan sok sibuk..”

Eya pun demikian, sering sekali alasan-alasan tidak rasional yang diajukannya, membuat saya harus terburu-buru ke rumahnya. Misalnya waktu itu saya sedang tidur siang, Eya SMS “Jep cepet kesini, rumah aku kemalingan..”. Gas bocor, engsel pintu copot, lampu kamar mati, dll. Liburan kali itu, Saya serasa menjadi pacar merangkap tukang kebun Eya.

Seringnya Bila nelpon ditambah Eya yang makin perhatian, membuat Saya kembali berada di chart nomor satu Kemod Cell, jauh meninggalkan Pak Didin di posisi dua yang merupakan pengusaha beristri dua.

Bila dengan keanggunannya, kecerdasannya, dan manjanya, selalu membuat Saya nyaman. SMS pengingat shalat, makan, dan mandi, hampir 17 kali sehari dikirim kepada Saya. Bila memiliki tubuh yang ideal sebagai wanita, ditambah IPK dia selalu diatas 3,4. Hanya saja, Bila moody, tidak selalu bisa diajak bercanda. Dan disisinya, saya tidak selalu menjadi diri saya sendiri.

Eya lain lagi, dia tidak seperti wanita kebanyakan, jarang sekali make-up menempel di mukanya. Dari awal kenal, Saya hanya melihatnya sekali memakai rok, itupun daster batik yang saya lihat pas pertama ke rumahnya. Eya memiliki selera humor yang tinggi dan bersamanya Saya seperti bebas membicarakan apapun tanpa peduli bagaimana dunia akan memandang kami.

Eya calon pacar terbaik, dan Bila calon istri terbaik. Hahahhhaahaa.

Malam hari, ketika Saya sedang merapikan rak buku, Isan SMS.
“Bro, buka FB si Bila single…”

Isan yang bekerja sebagai pengamat social media memberi kabar, entah baik atau buruk. Ternyata benar, Bila putus dengan pacarnya yang juga teman seangkatannya. Ketika Bila menelpon, Saya tidak membahasnya sama sekali, tidak ada pembicaraan mengenai mantan pacarnya. Hanya ada ucapan Bila yang mengganggu di akhir percakapan, “Aku kangen kamu Beyyy…”

Si GSM juga sedang bekerja, satu sms dari Eya muncul “Jep , besok lari lagi yuk”.
Satu malam di bulan Februari, ketika saya sadar bahwa yang membingungkan bukanlah ketika kita tidak punya pilihan, namun ketika kita memiliki beberapa pilihan yang sama baiknya.

Besoknya, pagi sekali Saya ke rumah Eng. Setelah membayar uang kuliah, Saya pergi ke rumahnya. Eng masih tidur seperti biasa. Setelah Saya siram pakai air keras dan Saya bangunkan pake TOA masjid, Akhirnya Eng bangun.

Beberapa percakapan tidak penting membuka pagi, hingga akhirnya Saya mengeluarkan poin penting.

“Bro, Aing bingung, aing suka sama si Eya tapi masih sayang sama si Bila….”

“hahh??? Anjrit parah , maneh mau dua-duanya..”

“ya makanya ini juga mau milih salah satu nya..”

“ah maneh gak bener , dulu kaya yang betul suka sama Eya, ada si Bila, suka lagi sama si Bila, maneh terlalu gampang jatuh cinta bro..” Muka Eng kaya orang-orangan sawah.

“tau ah, bingung..”

“Kalo menurut Aing sih, perasaan maneh ke si Bila Cuma kangen aja, secara maneh pacaran lama,,nah kalo sama Eya , maneh kaya nemuin semangat baru, pokonya si Eya bikin hidup maneh lebih hidup lagi”

Mungkin benar apa yang dikatakan Eng, perasaan Saya ke Bila Cuma sebatas kangen. Nanti beberapa minggu akan lupa, kembali ke kesibukan masing-masing. Sama seperti setahun lalu Saya putus.

“Jadi nembak si Eya?”, Eng menghempaskan lamunan Saya.

“Hehehe kita akan liat setelah pesan-pesan yang satu ini…”, Saya jawab diplomatis.

“Anyeeengg sok ganteng pisan sia*..”

*) sia = kamu/elo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 4

Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 19

Koyo Cabe Ukuran A4 - Part 18